Total Tayangan Halaman

Kamis, 31 Mei 2012

Joglos Coffee Lika liku Usahaku

               Suatu ketika saya ngobrol dengan pedagang tempat salah satu outlet kios saya di daerah depok. Kita berbincang banyak hal. Mulai dari awal kenapa ingin berbisnis, lika liku berbisnis, kendala, motivasi untuk berkembang, hingga mimpi dan harapan yang ingin di bangun. Layaknya pelaku bisnis yang sudah bertahun-tahun berkecimpung dan menyelami  diusaha yang masing-masing telah kita lakukan, kami mencoba melihat perkembangan usaha dari segala macam sudut pandang kami. Ketika kita melihat contoh-contoh banyak kasus yang kami alami, meskipun itu masih pada lingkup umkm (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ) kami tetap punya harapan besar untuk usaha makin berkembang disertai dengan semangat menapaki bisnis langkah demi langkah, disertai dengan strategi dan ilmu yang kami miliki, etika berbisnis yang baik,dan tentunya doa kepada Tuhan yang Maha Esa agar harapan dan mimpi kami makin mendekati ke arah lebih baik. Kami berdua mengalami masa-masa ketika secara otodidak menjalani bisnis di kaki lima bersama pedagang kaki lima yang lain. Saya menjalani usaha kopi di kaki lima di daerah kebayoran dekat labschool kebayoran. Dan dia di kota dekat depok menjual dagangan dia.  

              Ketika di kaki lima, saya pribadi merasakan bagaimana menata gerobak desain konvensional saya, mengeluarkan dari rumah teman tempat saya menitip barang dan gerobak. Saya jadi teringat kala itu.Memasang terpal, terkena terik panas, dan bahkan hujan. Bahkan satu hal yang pernah saya ingat adalah, gerobak saya pernah kehujanan sangat deras, dan uang hasil penjualan saya semua basah kuyup. Jemur di lantai kamar dengan kipas angin. Alhamdulillah, pengalaman itu membuat saya makin kuat. Mungkin suatu kali di suatu masa kala itu, saya kadang berfikir, apakah ini pilihan hidup saya yang terbaik dalam mencari nafkah?Apakah penghasilan saya saat di kantoran dulu, layak saya tinggalkan demi usaha ini? Apakah sebanding pendidikan saya di Atmajaya sebagai Sarjana layak saya pertaruhkan di kaki lima ini? Sekali lagi, saya berucap alhamdulillah, meskipun masih jauh dari harapan dan mimpi saya, saya merasa ini sudah  menjadi jalan hidup saya yang terbaik dan saya sayangi hingga kini. Dengan segala pertaruhan hati, insya Allah semoga Tuhan memberi kesempatan kepada saya. ( 2006-2007 Depan Labschool Kebayoran )

              Naik turun, pasang surut usaha itu tidak bisa di lihat secara kasat mata. Bahkan beberapa teman seringkali memandang, "wah enak kamu sudah usaha sendiri, omset lumayan, sudah jadi boss". hehehe...`Sekali lagi bersyukur saya di bilang boss. Kalau melihat segala proses kearah kemandirian ini, kadang tidak mudah memegang beban tanggungjawab sebagai kepala keluarga, maupun sebagai pemilik usaha yang betul-betul saya rintis dari nol. Istri saya adalah orang yang paling mendukung jalan ini. Istri yang super dan hebat. Modal saya kumpulkan dari hasil tabungan saya selama bekerja. Ide-ide saya muncul ketika di kantor, saat berada pada titik puncak kejenuhan. Jenis usaha, konsep, desain otodidak dan strategi muncul dari mimpi saya dulu ingin berbisnis. Kok, saya malah nyasar jadi karyawan ya? pikir saya kala itu. Saya pikir kantor salah merekrut saya. Keinginan untuk bebas dan mandiri. Menjadi pemilik usaha yang bebas berkreatifitas, bebas mengatur waktu, bebas secara finansial. Itu mimpi saya. Itu harapan saya. Dan dengan mempunyai usaha sendiri, saya bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Mereka bekerja, mendapat nafkah dari saya. Sekali lagi, alhamdulillah. Puji Tuhan. 

               Perjalanan bisnis saya masih jauh yang ingin saya capai. Layaknya orang bermimpi, seperti ingin meraih tangga yang lebih baik. Seringkali Cobaan "nyasar" sesekali bahkan bertubi-tubi. Seringkali mendatangkan galau hati. Tapi kata adek saya yang masih kuliah, GALAU itu singkatan dari God Always Listening And Understanding. Super ya. Tidak peduli apapun agamamu, apapun sukumu, darimana golonganmu, siapa keturunanmu, kalau Tuhan mengerti kita bertujuan baik, kita berusaha baik, kita ke arah yang baik, maka kata Tuhan, saya akan putuskan mana yang terbaik menurutmu.Khan katanya kesuksesan itu tidak diukur dari agamamu, sukumu, golonganmu, keturunanmu. Semua sesuai proses.Jalani. Gundah hati, cobaan usaha, selalu dateng dengan bermacam cara. Mungkin levelnya atau tingkatannya belum sebesar konglomerat, tapi lumayan terasa. Tapi saya selalu yakin, Tuhan memberi cobaan pasti ada alasannya. Nah, tinggal saya harus berbaik-baik dengan Tuhan, berprasangka baik dengan Tuhan, dan pasti Tuhan memberi balasan yang baik. Rumusannya itu saja. 

               Fokus... Fokus... Fokus...! Itu yang saya lakukan saat ini. Usaha saya belum pada titik saya harus berjibaku dengan bisnis lain. Mungkin belum. Atau belum tertarik. Atau belum dapat ide matang. Atau bahkan belum punya modal lebih yang bisa di bagi. Bisnis saya harus naik kelas. Harus sejalan dengan mimpi saya dulu. Bukan melulu soal uang. Tapi, bagaimana karyawan saya bisa bergantung pada saya, bagaimana para mitra bisa dapat penghasilan lebih, bagaimana keluarga saya lebih bahagia, bagaimana pencapaian saya kelak juga membanggakan bagi kami semua, Uang akan mengikuti itu semua kalo kita berjalan di arah yang tepat, Jangan sirik dengan orang lain, jangan berprasangka buruk, dan lurus saja. Hati tenang takala kita fikirkan rezeki kita saja, jangan orang lain. Berkompetisi boleh. Tapi baiklah berbisnis yang beretika. Saya terus belajar ikhlas, bekerja  cerdas, lebih kreatif,   supaya usaha saya makin berkembang, dan makin banyak manfaat bagi orang lain. Semoga.

Terima kasih untuk;Istriku Siti Fatimah, love u always; Bagas, Danu Spirit of life; 
Bapak, ibu, Mas Fani, Dian best family ever 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar